Bank Syariah Indonesia; Aksi Korporasi Terbesar Untuk Umat

ICNEWS-ONLINE.COM – Jakarta – Ditengah hantaman gelombang pandemi, berbagai indikator ekonomi Indonesia mulai menunjukkan perbaikan pada periode akhir 2020 walaupun masih terbatas. Keberhasilan menangani pandemi COVID-19 menjadi kunci menuju pemulihan ekonomi. Dari sekian banyak tantangan yang dihadapi, suatu kabar gembira datang dari sektor ekonomi Syariah di mana Indonesia meraih peringkat ke-2 dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) dengan peringkat ke-1 pada subbidang pendidikan dan peringkat ke-2 pada subbidang penelitian.

Peleburan (merger) bank Syariah yang berada di bawah naungan BUMN yaitu BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan sebuah tonggak sejarah di penghujung tahun 2020 terlepas segala tantangan yang dihadapi sektor ekonomi. Adapun peleburan ini merupakan aksi korporasi terbesar untuk umat. Pemerintah dan umat berharap pemulihan ekonomi akan membaik secara signifikan serta membawa keberpihakan bagi umat, Kamis (28/01/2021).

Berangkat dari latar belakang tersebut, Rabu Hijrah, dengan dukungan penuh dari BRI Syariah menggelar Serial Webinar Masa Depan Ekonomi Umat. Seri pertama dari rangkaian webinar ini telah dilaksanakan pada Rabu, 6 Januari 2021 lalu. Melanjutkan kesuksesan seri pertamanya, Rabu Hijrah menyelenggarakan seri kedua webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 27/01/2021 dengan mengangkat tema “Bank Syariah Indonesia; Aksi Korporasi Terbesar Untuk Umat”.

Hadir dalam webinar ini Erick Thohir, Menteri BUMN Republik Indonesia, yang juga merupakan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), sebagai Keynote Speaker; serta narasumber Arief Rosyid Hasan, Penggagas Rabu Hijrah, Hery Gunardi Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Profesor Ahmad Erani Yustika Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing SetWapres, Helmy Faishal Zini Sekretaris Jenderal PBNU, dan Razikin Juraid Ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang memberikan pemaparan terkait hadirnya BSI sebagai aksi korporasi terbesar untuk umat.

Terlepas gangguan teknis yang disebabkan oleh server penyedia ruang virtual, webinar kali ini mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari partisipan, termasuk beberapa warga negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri dan turut bergabung dalam webinar ini.

Diskusi ini dibuka oleh Phirman Rezha, Chairman Rabu Hijrah,
yang menegaskan komitmen Rabu Hijrah dalam mengajak seluruh generasi muda dan segenap lapisan masyarakat untuk mendukung Masyarakat Ekonomi Syariah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dan ekonomi Syariah serta mendukung BSI Top 10 bank terbesar di dunia, tuturnya.

Dalam keynote speech Erick Thohir Menteri BUMN Republik Indonesia, menyampaikan “bahwa tingkat penetrasi Syariah di Indonesia tergolong rendah. Namun demikian, sejak 2016, mulai terjadi pergeseran minat penduduk Indonesia terhadap Syariah yang kian meningkat. Sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang baru,

Erick percaya bahwa hal ini merupakan peluang besar bagi institusi penyedia layanan Syariah di Tanah Air. “Konsep Syariah saja tidak cukup, perlu dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan tinggi, serta adanya institusi yang kuat. Oleh sebab itu, kehadiran BSI diharapkan akan meningkatkan kapitalisasi dan kapabilitas perbankan Syariah di Indonesia,” ujarnya.

Saat ini, BSI menempati peringkat ke-8 di Indonesia. Sebagai nahkoda dari hasil merger ketiga bank Syariah Himbara, Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia menyampaikan “cita-cita BSI yang adalah menjadi Top 5 Bank Nasional dan Top 10 Bank Syariah Global. “Kementerian BUMN menunjukkan komitmen keberpihakan kepada ekonomi umat melalui peleburan ketiga bank Syariah Himbara. Dengan aset sebesar kurang lebih Rp 200 triliun per Desember 2020, BSI akan membangun sebuah brand yang kuat dengan produk dan layanan Syariah yang inovatif untuk nasabah universal,” kata Hery.

Lanjut Hery juga menyebutkan pilar-pilar yang mendukung BSI dalam memberikan produk yang bersaing dan didukung dengan layanan prima, yaitu produk yang inovatif, jaringan yang luas, SDM yang kompeten, Sistem IT yang handal, serta permodalan yang kuat. “Satu hal yang pasti, BSI akan terus menjunjung komitmen bagi para pelaku UMKM di Tanah Air. Secara konkrit, BSI akan membangun sentra UMKM baik di kota-kota besar maupun kota Kabupaten, melakukan penyaluran berbasis komunitas dan lingkungan masjid, serta penyaluran ke UMKM binaan Kementerian UMKM dan lembaga lainnya,” tandasnya.

Helmy Faishal Zini, Sekretaris Jenderal PBNU dalam kesempatan ini turut menyatakan respon positif dan dukungannya terhadap BSI. Helmy mengatakan, “bahwa hadirnya BSI membawa upaya bangsa kepada kesejahteraan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi umat. Dengan banyaknya pesantren yang menginspirasi, perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah yang dapat melihat potret-potret UMKM ini, khususnya di pesantren, guna memberdayakannya bagi umat.

Helmy menambahkan bahwa hal ini tentunya menjadi tugas dan amanah bagi BSI demi memajukan ekonomi umat di seluruh Indonesia. Senada dengan Helmy yang mewakili PBNU, Razikin Juraid, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah juga mengapresiasi pembentukan BSI terutama karena Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Razikin menyatakan optimismenya untuk Indonesia harus mampu menjadi poros praktek ekonomi Syariah di dunia, salah satunya dengan kehadiran BSI yang tentunya akan memperkuat UMKM di Indonesia.

Adapun Profesor Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing SetWapres menyampaikan dalam pemaparannya bahwa dewasa ini, daya saing ekonomi semakin keras yang mengharuskan kita, sebagai suatu bangsa, untuk terus meningkatkan daya saing. “Semua negara membentengi ekonomi domestik dengan adanya globalisasi dan pandemi. Kalau kita tidak dapat meningkatkan daya saing, maka di hari depan akan menjadi semakin berat. Oleh sebab itu, langkah pemerintah dalam melakukan aksi korporasi seperti merger ini harus memiliki agenda spesifik.” Menjelaskan lebih lanjut, Erani menyampaikan, “Ketiga langkah tersebut adalah, aksi afirmasi untuk kepentingan penegakan demokrasi ekonomi, BSI sebagai agen dari aksi ekonomi, serta inovasi ekonomi.”

Sebagai tokoh penggerak dan aktivis yang selalu berjuang bersama generasi milenial, Arief Rosyid Hasan, Penggagas Rabu Hijrah, menyampaikan, “Melalui keynote speech, maupun pemaparan dari masing-masing narasumber, kita dapat melihat jelas BSI pada hakikatnya hadir untuk kemaslahatan. Rasanya tidak ada tema yang lebih cocok untuk memayungi webinar kita malam hari ini bahwa kehadiran BSI memang benar-benar aksi korporat terbesar untuk umat. Saya sebagai pribadi, maupun atas nama segenap pengurus Rabu Hijrah, akan terus berkomitmen menggandeng generasi muda dalam menyukseskan program-program BSI dan BUMN guna pengembangan sektor riil ekosistem ekonomi Syariah di Indonesia.”

Lanjut setelah resmi mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Rabu, 27 Januari 2021, BSI akan mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 2021 mendatang. Rabu Hijrah siap mengawal dan menjadi bagian integral dari kemajuan ekonomi Syariah di Indonesia, salah satunya melalui kehadiran BSI yang tentunya akan memperkuat UMKM di Indonesia.

Ditambahkan bahwa Rabu Hijrah merupakan Perkumpulan Pemuda Islam yang terdiri dari Aktivis, Remaja Masjid, Pegiat Komunitas, dan Pengusaha yang fokus terhadap isu dan gerakan Kebangkitan Ekonomi Umat. Secara resmi, Rabu Hijrah berdiri setelah agenda Muktamar Pemuda Islam tahun 2018 yang diikuti oleh 24 Organisasi Pemuda Islam (Nasional). Sejak saat itu, Rabu Hijrah memiliki fokus pada agenda Ekonomi Syariah dan telah melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan dan profesional seperti DEKS BI, KNEKS, MES, IAEI, KADIN, HIPMI, FoSSEI dan lain-lain, tutupnya (*).