ICNEWS-ONLINE.COM – MURATARA – Dianggap Tidak koperatif dan arogan, ratusan masyarakat adat desa remban Kecamatan Rawas Ulu Sumatera Selatan melakukan aksi blokir lahan perusahaan tuntut PT Agro Muara Rupit meminta agar kembalikan tanah ulayat.
” Kami melakukan pengerukan jalan yang dibuat PT Agro dilahan milik Ulayat hari ini. Karena perusahaan tersebut arogan dan mencaplok tanah ulayat kami seluas lebih kurang 8000 Hektar, ujar Toyib Ketua adat desa Remban, selaku kordinator (korlap) Lapangan Aksi, Sabtu, (15/5/2021)
Selain itu menurut Toyib PT. Agro Muara Rupit (AMR) tidak pernah menghormati masyarakat adat dan umumnya warga desa remban. Dalam berapa kali pertemuan di pemda musi rawas tidak pernah mendengarkan aspirasi masyarakat,
bahkan seolah tidak menghormati pemerintahan daerah dengan mangkir setiap undangan penyelesaian sengketa lahan tersebut di Pemda.
Group “SIFEB” ini memang arogan dan tidak punya etika serta menganggap remeh tuntutan rakyat tentang permasalah sengketa tanah disemua daerah di wilayah Muratara, terkhusus masyarakat desa remban, bahkan pemda Muratara pun tidak di hormati mereka. Beredar kabarnya PT. AMR ini banyak permasalah di daerah ini khususnya terkait masalah pajak dan kontribusi untuk masyarakat sekitar. Ini menunjukan bahwa perusahaan AMR ini arogan dan sewenang-wenang, ungkap toyib dengan tegas.
Ia berharap Pemerintah kabupaten Musi Rawas Utara bisa bertidak tegas terhadap perusahaan tersebut. Jika perlu menurut beliau cabut izin perusahaan tersebut, karena tidak membawa manfaat bagi masyarakat Musi Rawas Utara.
Hal senadapun juga diucapkan oleh Frengki aktivis Mahasiswa yang mendampingi masyakat tersebut mengatakan, permasalahan lahan ulayat ini sudah lama dituntut masyaraka ulayat, bahkan setidaknya di pemerintahan Devi Suhartoni dan Inayatulah sudah ada panggilan pemda Muratara lebih dari 2 (dua) panggilan untuk dengar pendapat dan mediasi, tapi PT. AMR selalu mangkir.
Kapitalis ini (PT. AMR) tidak pernah menghormati pimpinan daerah ini. Berapa kali dipanggil Pemda selalu mangkir, bahkan kesan arogannya terlihat jelas dipamerkan kepada rakyat. Aksi hari ini adalah puncak kemarahan rakyat Adat desa Remban yang sudah sangat geram dengan tingkah laku arogansi Kapitalis group SIFEB ini, tutur Frengky Geram.
Kami berharap PT AMR jangan memprovokasi masyarakat dengan menutup kembali aksi kerukan jalan di wilayah tanah ulayat desa Remban. Dan kami tidak akan berhenti berjuang demi hak rakyat. Dan menurut ia akan ada aksi selanjutnya terkait hal tersebut.
Tanah untuk rakyat, go to Hell Kapitalis tidak bermanfaat bagi rakyat, pungkas Frengky.
Di lain pihak, kepala Security PT Agro Muara Rupit “Nikmat ” di lapangan mengatakan, pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada pimpinan perusahan agar menanggapi tuntutan rakyat tersebut.
Ini masih suasana lebaran, nanti kami sampaikan tuntutan warga terkait tidak kooperatifnya perusahaan menurut warga, kami tidak paham karena kami cuma bawahan, tutupnya (marta).