ICNEWS-ONLINE.COM – Ketika pandemik COVID-19 menyebabkan masjid dihimbau untuk tidak melakukan shalat jumat berjamaah dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya mengumpulkan umat dan berkerumun, bukan berarti masjid itu harus ditutup dan berhenti aktivitasnya. Ada banyak fungsi dari masjid yang tetap bisa berjalan dan bermanfaat untuk kepentingan umat, seperti yang dilakukan DKM Masjid Raya Al Kautsar Villa Dago PamulangTangerang Selatan Provinsi Banten yang menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan edukasi pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran, dan penanganan dampak COVID-19 22/5/2020.
Beberapa hal yang sudah berlangsung di Masjid Al Kautsar antara lain mengadakan penyemprotan disinfektan setiap seminggu 2 kali di seluruh wilayah Villa Dago dan sekitarnya, memberikan bantuan sosial untuk warga yang terdampak, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk mengadakan rapid test untuk seluruh Pengurus RT RW dan warga. Kegiatan edukasi digalakkan dengan publikasi melalui media online dan spanduk di seluruh wilayah tentang protokol kesehatan, kerja sama dengan semua aparat pemerintahan termasuk Polsek dan Koramil untuk membantu check point, dan setiap hari melakukan himbauan-himbauan protokol kesehatan dengan menggunakan mobil komando dan ambulan. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Jakarta dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Tangsel sebagai Organisasi Profesi kesehatan yang bergerak bersama mendukung kegiatan ini”.

“Alhamdulillah atas ikhtiar ini sampai dengan saat ini warga Villa Dago yang hampir 5000 warga semua aman dan tidak ada yang ODP, PDP dan yang positif. Terakhir kami juga lakukan dakwah online setiap hari Rabu dan Minggu sekalian menghimbau kepada seluruh warga tetap konsisten
mengikuti anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan. Kami bangkit untuk tidak hanya diam
dalam kondisi pandemi ini, dan kami bangga dan semangat melakukannya…Insya Allah berkah, ”ungkap H.Juni Sukasmono SE, Ketua DKM Al Kautsar. Gerakan ini juga didukung oleh Pemuda Dewan Masjid Indonesia yang menilai pentingnya
keterlibatan seluruh stakeholder dalam konsep pentahelix untuk mempercepat kesuksesan
kegiatan kampanye “Bangkit dari Masjid”, khususnya organisasi kepemudaan. Saat ini tercatat
ratusan organisasi kepemudaan secara nasional, puluhan mungkin ratusan ribu komunitas yang
berjejaring di daerah, dengan jutaan potensi generasi muda ini sangat bisa digerakkan untuk ikut membantu gerakan ini.
“Seperti yang kita tahu, ada sekitar 800.000 Masjid seluruh Indonesia, yang tersebar dari kota
hingga pelosok, di jalan utama hingga di gang-gang sempit. Potensi ini harus diberdayakan secara sosial ekonomi oleh generasi muda tidak hanya dalam momentum pandemi Covid-19, tapi juga setelahnya,” jelas drg. Arief Rosyid Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia Gerakan Bangkit dari Masjid ini disambut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang memang ingin mendorong kembalinya fungsi sosial masjid. “Dampak Covid19 ini tidak hanya masalah kesehatan saja, tapi juga berdampak pada masalah ekonomi, sosial, pendidikan dan ketahanan pangan.
Gugus Tugas mengajak gerakan masyarakat bantu masyarakat, dengan bantu edukasi, pangan, pendataan, ekonomi, medis dan psikologi. Dan masjid dengan fungsi sosialnya bisa menjadi tempat untuk implementasi konsep gerakan masyarakat ini” ujar Lilik Kurniawan, S.T, M.Si Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: H.Juni Sukasmono, SE (+62 817-9166-161) pungkasnya. (rls)