ICNEWS – LUBUKLINGGAU – Adanya tidak tercapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lubuklinggau tahun anggaran 2024 Rp 90 miliar hanya terealisasi Rp 61 miliar, tidak terealisasi Rp 29 miliar.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Lubuklinggau, H Hendra Gunawan membenarkan bahwa PAD Kota Lubuklinggau tidak terealisasi Rp 29 miliar.
Menurutnya penyumbang terbesar tidak terealisasinya PAD tahun 2024 dari Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
“Permasalahannya di PBB-P2. Karena kita tidak bisa menerapkan zona nilai tanah sesuai tarif karena dianggap ini belum bisa diterima oleh masyarakat Lubuklinggau. Sebab kenaikannya sudah sampai 1.000%,” saat diwawancarai, Selasa (4/3/2025).
Menurut Kepala Bapenda Kota Lubuklinggau bahwa tingginya target PAD Kota Lubuklinggau pada tahun 2024 karena target PBB-P2 naik karena naiknya Zona Nilai Tanah (ZNT) mencapai 1.000 persen.
“Ternyata setelah diterapkan ada yang naik sampai 1000 persen sehingga masyarakat belum bisa menerima kenaikan itu. Kalau masalah kesesuaian sudah sesuai tapi masyarakat yang belum bisa menerima secara utuh kenaikan mencapai 1.000 persen dari yang semula misalnya Rp 16 ribu jadi naik 1 juta,”jelasnya.
Karena masyarakat keberatan atas kenaikan tagihan PBB-P2 sehingga Pemkot Lubuklinggau memberikan stimulus, sehingga target tidak tercapai.
Pemberian stimulus disesuaikan dengan kenaikannya misalnya kenaikan ya diatas 500 persen 25 persen.
Diatas 750 persen diberikan stimulus Rp 75 persen. Diatas 1000 persen stimulus 90 persen.
Katika pemberian stimulus masih terasa berat kita ada lagi Peraturan Wali Kota bisa mengajukan keberatan khusus pensiunan, warga tidak mampu kita kurangi lagi sampai 50 persen.
Pemberian stimulus diberikan lagi diskon pengurangan baik PBB-P2 maupun BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) terhadap masyarakat tidak mampu. Menurutnya, jika diterapkan ZNT sesuai tarif maka total realisasi PBB-P2 Rp 54 miliar.
“Jika diterapkan ZNT sesuai tarif maka surplus realisasi PAD. Tapi memang belum kita terapkan secara maksimal karena di sini ke masyarakat umum makanya masih kita berikan stimulasi sehingga kenaikannya belum kita naikan signifikan,” ungkapnya.
Namun demikian target PAD tahun 2025 tidak dikurangi. Bahkan secara umum target naik totalnya menjadi Rp 96 miliar. Insya Allah tercapai tahun ini karena kita ada penambahan PAD baru dari opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor).
“Namun untuk PBB-P2 disesuaikan dari tahun ini kita tambah 20 persen. Dari target yang terealisasi di tahun 2024 ditambah 20 persen untuk target di tahun 2025.
Realisasi PBB-P2 Rp 7 miliar sehingga tahun ini target PBB-P2 naik menjadi Rp 10 miliar. “Pajak lain kita tambah 20 persen targetnya,” ungkapnya.
Mengenai pemberian stimulasi dari tahun ke tahun akan dilihat dari kondisi ekonomi masyarakat.
Kalau sekarang ini kondisi perekonomian kita masih belum stabil maka stimulus tetap diberikan kepada masyarakat, paparnya. (*)